Selasa, 03 Juli 2007

Sedikit Cerita dari Pameran Keramik Narssisius...Narssisius FX Widayanto

Sedikit Cerita dari Pameran Keramik Narssisius...Narssisius F Widayanto


Ketika saya membaca koran kompas edisi hari minggu tgl 24 Juni 2007 saya meliat sebuah artikel yang memberitakan bahwa F Widayanto akan mengadakan pameran keramik bertajuk Narcissus..Narcissus.. di Galeri Nasional tanggal 29-5 Juni 2007, belum habis artikel itu saya baca, saya langsung bersemangat untuk memberikan kabar ini kepada teman-teman. Saya ambil HP dari dalam tas saya kemudian saya sms teman-teman saya, wah... teman-teman saya me'riply sms dengan cepat, ajakan menghadiri pameran tersebut saya terima, saya pun mengiyakan ajakan teman saya itu dengan bersemangat.
Dihari itu tanggal 29 Juni 2007 saya meng'sms teman saya untuk menghadiri pembukaan pameran di Galeri Nasional yang bisa dikatakan adalah tempat pameran paling bergengsi bagi seluruh seniman di Indonesia ini. Sekitar jam 8 malam kami sampai di depan Galeri Nasional seperti yang telah saya bayangkan sebelumnya pameran ini pastinya akan banyak dihadiri oleh banyak orang, karena menghadiri pameran keramik sekelas seniman F Widayanto dijamin tidak akan kecewa, karena Widayanto yang merupakan seniman lulusan jurusan keramik Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB tahun 1981 ini selalu menampiklan karya-karya terbaiknya, dengan skill dan teknik yang luar biasa mengagumkan, ia selalu berhasil menampilkan karya keramik dengan wujut tampilan anatomi yang luar bisa indah, namun tetap estetis bisa dikatakan ia adalah seorang maistro dibidang keramik. Menjejakkan kaki didepan halaman Galeri Nasional, atau saya dan teman-teman sering menyingkat sebutan "Galeri Nasional" dengan sebutan "Ganas" agar lebih simpel diucapkan dan terdengar lebih familiar ditelingga, indra penciuman saya langsung terangsang dengan bau-bau aromaterapi yang tercium hangat dan lembut dihidung saya yang biasa menghirup, CO2 di Jakarta ini. Tenda putih nan megah menyambut pengunjung dengan sapaan kemewahan nan megah, rupanya Widayanto memang mempersiapkan penampilan pamerannya, agar pengunjung terbawa kepada tema pamerannya yaitu kehidupan laki-laki metroseksual dengan segala kemewahan dan gaya hidup metropolitan yang serba "wah" nan "narsis".
Sedikit pertunjukan ditampilkan pada pembukaan pameran Widayanto. Sebenarnya saya tidak terlalu memperhatikan pertunjukan tersebut karena mata saya sibuk, melihat pengunjung pameran yang "wow" mengagumkan. Perempuan-perempuan yang belum memiliki pasangan pasti akan merasa bersukur jika datang kepameran ini karena dapat melihat banyak pria....pria keren bertebaran disana tanpa dicemburui pasangan karena ketahuan melirik pria..pria keren, yang menyebut dirinya pria metroseksual itu. Disamping itu golongan kaum elit sampai ekonomi sulit pun terlihat dipameran Narcissus..Narcissus.. ini. Mungkin juga golongan elit ini mengerti sedikit tentang seni namun, saya pesimis akan hal itu mungkin juga menghadiri pameran bisa menunjukkan kelas ekonomi dan sosial golongan elit. Sedangkan golongan ekonomi sulit mungkin juga datang kepameran itu hanya mengharapkan suvenir gelas yg disponsori oleh pabrik Kedaung "ya...." lumayan lah buat oleh-oleh ibu dirumah. Tapi garis positifnya dari banyak orang dari berbagai kelas sosial yang datang kepameran Widayanto ini paling tidak kita dapat melihat bahwa telah banyak orang yang senang dan tertarik pada karya seni dan menurut saya apresiasi itu sangat bagus
Menuju ruang pameran Widayanto kali ini kita dihadang oleh patung manusia hidup yang dilukis sekujur tubuhnya, menarik juga dilihat tapi lama-kelamaan menjadi muak juga. Memasuki ruang pamer kita disambut oleh 39 karya keramik Widayanto, sempat saya dibuat binggung karena banyaknya pengunjung yang hadir dan alur pengunjung pameran yang tidak jelas. Kemudian saya dan teman saya memutuskan untuk kearah kanan ruang pamer itu terlebih dahulu, Keramik-keramik berobjek laki-laki muda berparas tirus berdagu lancip berhidung mancung sedang bercermin mengagumi diri mengawali pengamatan saya dalam pameran tersebut, tak lama teman saya berbisik "waduh salah nih kita datang pas pembukaan rame banget", saya pun mengangguk tanda setuju kemudian memasuki sayap kanan ruangan terdapat karya-karya Widayanto lain yang berwujut dua dimensi yaitu bingkai dan cermin yang masih dari media keramik ada pula bingkai keramik yang di mix dengan kayu namun terliah aneh dan kurang menyatu dan terlalu dipaksakan, namun yang menarik saya dan teman saya adalah ketika melihat 3 karya drawing Widayanto yang dipajang disana ternyata memang ia memiliki skill drawing yang sama kuatnya dengan kemampuan menghasilkan karya tiga dimensi, saya mengacungi dua jempol untuk skill dan tekniknya dalam karya dua dimensi maupun tiga dimensi.
Lima menit kemudian perhatian saya tertuju kepada kerumunan orang, rasa penasaran saya mengantarkan kaki saya kearah kerumunan tersebut. Tak lama saya melihat sosok sang seniman Widayanto dibalik kerumunan itu, ia mengenakan mahkota daun ala kaisar Julius Sesar dijaman Romawi kuno dengan sarung dan baju berlengan panjang. Saya memang selalu mengagumi karya-karyanya dan sosoknya yang sederhana. Hati saya memang berasa tidak puas karena tidak dapat melihat karya-karya widayanto lebih lama, karena saya sebenarnya ingin melihat dan mengagumi karya-karyanya lebih lama lagi namun apa daya jam sudah menunjukan jam 9 malam dan teman saya mengajak saya pulang, namun saya cukup puas karena telah melihat karya-karya keramik yang indah dengan tehnik yang kuat. Dalam hati saya berharap dapat melihat karya-karya Widayanto di masa yang akan datang mungkin juga dengan tema-tema yang berbeda lagi, dari karya-karya sebelumnya yang cendrung berciri seragam.

emm.(ema/03/o7/07) ema

Tidak ada komentar:

stupid is not cute

stupid is not cute

T-Shirt Making

Hitam Putih Warna Ataw Bukan

seorang anak menanyakan peranyaan ini dikelas seni rupa "hitam dan putih termasuk warna atau bukan?" pertanyaan bagus dari seorang siswa mengingatkan saya pada pertanyaan yang pernah saya nyatakan kepada seorang teman, mengingat didalam golongan warna yang dikenal sebagai warna dasar adalah hanya tiga warna yaitu merah, biru dan kuning kemudian dari pencampuran tiga warna dengan presentase seimbang tersebut terciptalah warna sekunder, dari warna sekunder tersebut jika dicampur akan menjadikan warna tersier. Maka pertanyaanya apakah hitam dan putih bukan termasuk warna? ataukah hitam dan putih termasuk juga golongan warna?.





Pertanyaan itu pernah ada dibenak saya sebeum saya mencari tahu jawaban sendiri lewat teman, buku dan internet untuk memastikan kebenaranya, yah... mungkin hal ini nampak sepele bagi sebagian orang. Dalam situs wikipedia dijelaskan bahwa dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna, sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen, maka dari wikipedia kita dapat menarik kesimpulan bahwa secara ilmiah hitam dan putih bukan termasuk warna (ema).

Paintlust Presents How To Make a Painting In 30secs