Jumat, 25 Januari 2008

Colour Therapy (Terapi Warna)

Hidup manusia, dikelilingi oleh warna namun mungkin sebagian besar dari kita sendiri, tidak mengetahui dari mana warna itu berasal, arti warna dan manfaat warna itu sendiri untuk jiwa dan tubuh kita. Kemudian dalam hal psikologis apakah warna dapat berpengaruh terhadap perasaan atau mood seseorang, pertanyaan lebih jauh lagi tentang warna, yaitu apakah benar warna dapat dijadikan sebagai media alternatif terapi. Karena dalam perkembangannya warna dikenal dapat dijadikan sebagai terapi yang dikenal dengan colour therapy, apakah colour therapy? dan apakah manfaatnya?. Sebenarnya masih banyak pertanyaan apa dan mengapa tentang warna dan terapi warna yang ada dibenak kita, yang ingin kita ketahui lebih lanjut lagi.
Warna dapat diartikan secara harfiah dengan berbagai pendekatan ilmu pengetahuan seperti dalam pendekatan ilmu seni, ilmu fisika, maupun ilmu psikologi. Menurut ensiklopedi Indonesia dalam pendekatan ilmu pengetahuan alam fisika, warna berarti gejala yang timbul karena suatu benda memantulkan cahaya yang mengenainya, sifat cahaya tergantung kepada panjang gelombang cahaya yang dipantulkan benda tersebut. Warna yang dihasilkan oleh sepektum warna yaitu merah hijau dan biru yang disebut sebagai warna primer atau warna dasar. Penelitian ilmiah tentang warna bersumber dari penemuan Isaac Newton pada tahun 1672, yang dipublikasikan pada tulisan kontrofersialnya tentang warna ia menyatakan bahwa cahaya matahari yang memantul pada prisma bukanlah bewarna putih namun ada tujuh warna yang berbeda yaitu merah, Oranye, kuning, hijau, biru, Indigo dan violet
(
www.colourtherapyhealing.com ) .
Penggabungan dengan perbandingan yang sama antara tiga warna tersebut menghasilkan tiga warna yaitu jingga (merah+kuning), hijau (kuning+biru), dan ungu (merah+biru) (Mikke Suranto, 2001; 113) yang disebut warna sekunder. Jika warna-warna sekunder tersebut dicampurkan lagi maka muncullah warna tersier yaitu warna oranye-jingga, oranye-hijau dan hijau-jingga.
Pada awal sejarahnya, terapi warna sebenarnya telah digunakan, juga dipercaya sejak zaman Mesir Kuno. Warna pada zaman mesir kuno dipercaya mempunyai pengaruh yang besar pada tubuh (fisik, emosi, dan mental) manusia. Orang mesir percaya warna mempengaruhi aura tubuh sehingga jika tubuh kelebihan atau kekurangan salah satu warna, akan terjadi ketidakseimbangan tubuh yang akhirnya mempengaruhi perasaan diri manusia dan ahirnya mempenggaruhi kesehatan tubuh manusia. Namun perkembangan terapi warna untuk kesehatan, berakar pada ayurveda yaitu penggobatan kuno yang dilakukan di India. Barulah setelah abad ke sembilan belas, bangsa Eropa mengadaptasi dan menggembangkan penggobatan menggunakan terapi warna dari India tersebut dalam ilmu medis moderen .
Dari pengobatan terapi warna, tubuh manusia terbagi menjadi tujuh cakra yang dipengaruhi oleh tujuh warna yaitu warna merah, oranye, kuning, hijau, biru, indigo dan violet dan jika tidak seimbang akan berpengaruh pada tubuh. Keseimbangan warna ini dapat juga berpengaruh pada aura seseorang karena itu terapi warna bukanlah obat penyembuh mamun bisa membantu proses penyembuhan sebuah penyakit lewat gelombang energi atau vibrasinya. Warna juga dapat menberikan efek baik dari segi psikologis maupun emosi, dengan kita mengunakan warna-warna yang tepat, kita dapat mengubah energi negatif menjadi positif. Dengan terapi warna juga dapat membantu menyeimbangkan frekuensi kegagalan koneksi sel, sehingga dapat mengembalikan kembali bagian diri kita, menjadi natural dan berseri-seri seperti semula.


Ditulis Oleh : Siti Rohmawati


Daftar Pustaka :

Ensiklopedi Indonesia. (1990) Jakarta: Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Mikke Susanto. (2002). Diksi Rupa Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sulasmi Darmaprawira. (2002). Warna Teori dan Kreativitas Penggunaanya. Bandung: Penerbit ITB.
Vijaya Kumar. (2003). Colour Therapy. New Delhi: Publishers Private Limited
Internet :
www.colourtherapyhealing.com
www.wikipedia.com
www.kcm.com

stupid is not cute

stupid is not cute

T-Shirt Making

Hitam Putih Warna Ataw Bukan

seorang anak menanyakan peranyaan ini dikelas seni rupa "hitam dan putih termasuk warna atau bukan?" pertanyaan bagus dari seorang siswa mengingatkan saya pada pertanyaan yang pernah saya nyatakan kepada seorang teman, mengingat didalam golongan warna yang dikenal sebagai warna dasar adalah hanya tiga warna yaitu merah, biru dan kuning kemudian dari pencampuran tiga warna dengan presentase seimbang tersebut terciptalah warna sekunder, dari warna sekunder tersebut jika dicampur akan menjadikan warna tersier. Maka pertanyaanya apakah hitam dan putih bukan termasuk warna? ataukah hitam dan putih termasuk juga golongan warna?.





Pertanyaan itu pernah ada dibenak saya sebeum saya mencari tahu jawaban sendiri lewat teman, buku dan internet untuk memastikan kebenaranya, yah... mungkin hal ini nampak sepele bagi sebagian orang. Dalam situs wikipedia dijelaskan bahwa dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna, sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen, maka dari wikipedia kita dapat menarik kesimpulan bahwa secara ilmiah hitam dan putih bukan termasuk warna (ema).

Paintlust Presents How To Make a Painting In 30secs